Kapanlagi.com -
Dua tahun tak nongol di panggung hiburan, grup Tipe X membawa kabar gembira bagi para penggemarnya dengan album ke-6 mereka, berjudul FESTIVAL PERASAAN. Album terbaru mereka itu masih dikemas dengan konsep ska yang sedikit berbeda dan melibatkan tiga orang drummer. Walau kini telah banyak bermunculan grup-grup baru dengan bermacam genre, mereka mengaku tetap pede.
"Kalau gue yakin pasar Indonesia lebih pinter, pasar yang didominasi pop, dangdut. Keyakinan kita bahwa kita masih bisa me-manage fan club kita dengan baik. Untuk masalah keyakinan dan optimisme kita optimis dan kita kan band yang cukup lama, perjalanan sudah banyak jadi sudah biasa aja. Yang menjadi kendala apakah kita bisa mempertahankan. Jadi kalau kita memiliki karya yang bagus mau lagu apapun tetap jalan," papar Trisno, sang vokalis, kepada KapanLagi.com™ di Studio DAHSYAT, Jakarta Barat, Rabu (14/4).
Apa yang membuat Tipe X tetap eksis di jalur musik ini, menurut Tresno, adalah basic dan semangat para personilnya yang begitu kuat.
"Pertama yang paling basic personilnya. Band itu kan perlu pondasi yang kuat, kalau seandainya kakinya nggak kuat bakalan roboh. Alhamdulillah sampai sekarang kita masih memiliki pondasi yang kuat. Kedua, semangat untuk membuat lagu masih tinggi. Rata-rata kan band yang sudah beberapa tahun malas bikin, apalagi jika sudah berkeluarga, itu sangat berat karena kita melibatkan banyak hal. Untungnya sampai sekarang masih bisa kita lewati," tutur Tresno.
Lalu, bagaimana ekspektasi mereka untuk album barunya itu. "Kalau penjualan sebetulnya kita nggak bisa ngukur tahun ini, ini baru tiga bulan. Kalau dilihat dari respon masyarakat dan download, alhamdulillah. Kalau dulu ukuran Platinum kan susah. Album 1-3 kita dapat platinum, kalau sekarang kita nggak bisa hitung, ngitungnya dari RBT," kenangnya.
Dan selama mengusung genre ska, Tipe X mengaku tak mengalami penolakan ataupun cemoohan dari para penikmat musik tanah air. Apalagi kini muncul anggapan bahwa gaya ska sudah tak musim lagi.
"Gue punya beberapa trik yang buat kita salah satunya selalu meluangkan waktu habis manggung. Satu-satu selalu ke tengah untuk fans dan kita percaya itu manfaat bagus. Gue percaya kalau kita memberikan kesan yang baik kita akan diterima. Makanya ketika zamannya berbeda, kita masih bisa terima meski usianya berbeda, karena itu masalah imej. Kita punya korlap (koordinator lapangan, Red) seluruh Indonesia, kita mulai bentuk tahun 1999, makanya kita selalu memaintenance dengan baik korlap," pungkasnya. (kpl/gum/bun)